Melatih Kemandirian Anak Sejak Dini
  1. Home
  2. Melatih Kemandirian Anak Sejak Dini
icon user

Rumah Dandelion Official

Remaja

Melatih Kemandirian Anak Sejak Dini

Orang tua pasti menginginkan agar anaknya dapat tumbuh mandiri. Apakah hal itu bisa dilatih? Tentu saja bisa, dan justru perlu dilatih sedini mungkin, bahkan sejak usia balita. Kemandirian anak dapat terbangun melalui dukungan dan kesempatan yang diberikan oleh orang tua maupun lingkungan sekitar anak.

Untuk melatih kemandirian pada anak, orang tua perlu memberi kesempatan untuk anak mencoba melakukan beberapa hal sendiri, tentu saja sesuai dengan perkembangan usianya. Misalnya saja, dari usia 12 bulan, mungkin anak sudah mulai mau mencoba memegang sendok dan makan sendiri, atau memegang gelas dan minum sendiri.

Ketika anak melakukan beberapa hal untuk pertama kali, tentu saja tidak langsung lancar. Anak usia 2 tahun yang mulai belajar memakai sepatu sendiri pasti memerlukan waktu yang lebih lama untuk dapat melakukannya. Oleh karena itu, sediakan waktu yang lebih banyak saat kita memberikan kesempatan pada mereka. Sisihkanlah waktu sekitar 15-30 menit dari jadwal semula. Jika kita memiliki waktu sedikit dan terburu-buru, tentu saja anak akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan apa yang mau ia lakukan.

Selama melatih anak untuk mandiri, orang tua juga perlu melatih kesabaran selama prosesnya, misalnya saja saat melihat makanan yang berceceran atau air yang tumpah saat anak belajar untuk makan dan minum sendiri. Prinsipnya, hal-hal yang berantakan bisa kita rapihkan, namun kesempatan untuk anak belajar merupakan hal yang sangat berguna untuk masa depannya. Dalam beberapa hal, orang tua dapat melakukan pengecekan terhadap hal-hal yang sudah coba dilakukan oleh anak secara mandiri. Misalnya saja, saat anak belajar mandi, orang tua dapat membantu anak untuk membersihkan kembali badannya, setelah anak selesai melakukannya. Dengan demikian, kebersihan anak dapat tetap terjaga.

Dalam proses belajar mandiri, orang tua juga perlu untuk memastikan lingkungan aman dan ramah bagi anak untuk belajar. Misalnya saja, ketika anak belajar untuk mandi sendiri, pastikan lantai kamar mandi dalam keadaan yang bersih dan kesat. Atau saat anak belajar untuk mencuci piring sendiri, bisa dimulai dari piring dan gelas plastik, dan jauhkan dari benda yang tajam seperti pisau.

Apresiasilah anak untuk setiap hal-hal yang ia lakukan secara mandiri. Tentu saja pada prosesnya anak tidak akan melakukan hal-hal tersebut dengan sempurna. Namun yang menjadi inti dari proses belajar ini adalah kemauan anak untuk belajar dan mengambil inisiatif melakukan sesuatu, walau masih banyak kekurangan. Dengan sering berlatih, tentu saja anak akan semakin mahir melakukannya.

Anak melakukan apa yang mereka lihat. Saat orang tua mengharapkan anak untuk membereskan sendiri mainannya setelah selesai bermain, orang tua perlu terlebih dulu memberi contoh, atau mengajak anak bersama-sama membereskan mainan. Dengan demikian, kebiasaan itu secara bertahap tumbuh dalam diri anak tanpa harus dipaksa atau dimarahi.

Artikel Lainnya